
Akhir tahun lalu badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi pada beberapa startup, tahun ini badai itu pun belum reda. Setelah Shopee dan Gojek, kali ini giliran Fazz Financial yang merumahkan karyawannya. Perusahaan gabungan dari dua startup yaitu Payfazz dan Xfers tersebut dikabarkan melakukan reorganisasi pada 1 Maret 2023. Didalamnya termasuk juga PHK.
“Untuk angka pastinya, kami tidak dapat menyebutkan berkaitan dengan kerahasiaan bisnis. Kebijakan ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan melakukan perampingan dalam operasi bisnis,” ujar juru bicara Fazz.
Sebelum mengambil keputusan PHK karyawan, Payfazz juga sudah terlebih dulu melakukan pemotongan biaya pada beberapa operasional. Pemotongan biaya dilakukan pada biaya infrastruktur, pemotongan gaji sukarela, pembekuan gaji pada tingkat eksekutif seperti co-founder. Tentu saja hal yang dilakukan ini bertujuan untuk menjaga kekuatan bisnis inti khususnya pada pembayaran dan kredit.
Bagi karyawan yang terdampak PHK, Payfazz menjanjikan memberikan pesangon. Paket pesangon yang akan diterima karyawan sesuai dengan masa pemberitahuan dan peraturan UU Tenaga Kerja serta kontrak kerja. Selain pesangon, karyawan terdampak juga mendapatkan tunjangan seperti THR.
Fazz Financial sendiri adalah perusahaan yang memiliki layanan Point of Sales, pengelolaan transaksi, transfer dana, juga pengelolaan platform agen finansial. Pada September 2022 saat publikasi pendanaan, Fazz Financial mendapat suntikan dana sebesar US$100 juta dari investornya yaitu Tiger Global, DST Investment, B Capital, Insignia Ventures Partners, dan ACE & Company.
Selain Payfazz, Bibit Juga Terdampak
Selain Payfazz atau Fazz Financial, startup finansial lain yaitu Bibit juga terdampak kasus PHK karyawan. Beberapa waktu lalu dikabarkan Bibit merumahkan puluhan karyawannya. Dalam keterangannya, PR & Corporate Communications Lead Bibit, William juga tidak memberikan bantahan.
“Bibit melakukan tinjauan kerja pada berbagai fungsi perusahaan seperti perusahaan pada umumnya. Ini bertujuan agar dapat memastikan bisnis mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Proses tersebut adalah proses yang regular. Saat ini perusahaan dalam keadaan finansial yang baik dan sehat,” ujar William.
Penulis: Serafina Indah
Editor: Sebastian Simbolon