Pejuang Taliban di Provinsi Laghman pada Maret 2020/bbc.com

Kelompok Taliban telah berhasil menduduki Istana Kepresidenan di Kota Kabul pada Minggu, 15 Agustus 2021. Keberhasilan Taliban dalam menduduki istana tersebut sekaligus digunakan untuk mendeklarasikan berakhirnya perang di Afghanistan. Juru bicara Kantor Politik Taliban Mohammad Naeem mengatakan bahwa hari itu adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin (Taliban) karena mereka menyaksikan buah dari pengorbanan mereka selama 20 tahun. 

Sebelumnya, Taliban sudah menguasai lebih dari 10 provinsi di negara tersebut dan pada Sabtu, 14 Agustus 2021 Taliban sudah mendekati Kabul dan menutup akses keluar masuk kota tersebut. Dengan pendudukan Taliban di Afghanistan, dikatakan bahwa Taliban akan menyusun bentuk pemerintahan yang baru setelah mereka berkuasa dan membangun hubungan internasional serta tidak hidup dalam isolasi.

“Kami telah mencapai sesuatu yang kami cari yaitu kebebasan negara dan kemerdekaan rakyat kami. Kami tidak mengizinkan siapapun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapapun dan tidak ingin menyakiti orang lain. Kehidupan normal akan berlanjut dengan cara yang lebih baik,” ujar Naeem kepada beberapa media.

Sayangnya pendudukan Taliban tersebut menimbulkan rasa takut dan kepanikan luar biasa pada warga Afghanistan. Mereka berbondong-bondong pergi membawa barang-barang mereka ke bandara dan berdesakan agar bisa mendapatkan tiket terakhir penerbangan komersial di negara tersebut. Warga Afghanistan memilih meninggalkan negaranya karena takut akan kembali berada dalam kepemimpinan yang diterapkan dengan cara yang keras, salah satunya adalah penerapan syariah.

Dalam kekacauan tersebut, dikabarkan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani melarikan diri ke Tajikistan dengan alasan menghindari pertumpahan darah. Sayangnya sikap Presiden Ghani tersebut mendapat kecaman dari masyarakat. Ia dianggap melepas tanggung jawab dan menjual negaranya.

Evakuasi Warga Asing di Afghanistan

Akibat dari peristiwa ini, beberapa warga negara asing yang tinggal di Afghanistan dievakuasi oleh negaranya masing-masing. Beberapa negara yang melakukan evakuasi terhadap warga negaranya berasal dari Korea Selatan, Amerika Serikat, dan New Zealand. Warga Korea Selatan dievakuasi ke negara timur tengah lainnya. Sementara pemerintah New Zealand mengevakuasi 53 warga negaranya dan 37 orang lain yang bekerja sama dengan Angkatan Pertahanan Selandia Baru.

Sementara itu, Kedutaan Besar Amerika di Afghanistan juga melarang adanya penerbangan dan perjalanan warga negaranya ke Bandara Kabul. Hal tersebut terjadi karena di Bandara Hamid Karzai suasananya masih sangat kacau, banyak orang berlarian untuk mengejar penerbangan komersial agar dapat keluar dari Afghanistan.

“Kami mengingatkan bagi seluruh warga negara Amerika dan warga negara Afghanistan jika situasi keamanan di Kabul tidak aman. Jangan melakukan perjalanan ke bandara hingga pemberitahuan selanjutnya,” tulis akun Twitter resmi @USEmbassyKabul pada Senin, 16 Agustus pukul 10.10 WIB.

Bahkan akibat situasi ini, tiga maskapai penerbangan melakukan perubahan rute penerbangan untuk menghindari wilayah udara Afghanistan. Tiga maskapai tersebut adalah United Airlines, Emirates, dan Air India. Sementara itu, beberapa maskapai penerbangan seperti Virgin Atlantic, British Airways, dan Qatar Airways belum memberikan keterangan resmi terkait perubahan rute penerbangan mereka.

Siapakah Taliban Itu?

Taliban atau “murid” dalam bahasa Pastho, awalnya muncul pada awal 1990-an di Pakistan Utara setelah penarikan pasukan Uni Soviet dari Afghanistan. Gerakan tersebut muncul pertama kali pada seminari-seminari keagamaan besar dan dibayar dengan uang dari Arab Saudi. Gerakan ini mengajarkan bentuk garis keras Islam Sunni. 

Taliban membuat janji untuk memulihkan perdamaian, keamanan, dan menegakkan versi mereka sendiri dari hukum Syariah atau hukum Islam setelah berkuasa. Pemimpin Taliban adalah Amir al-Mu’minin sejak tahun 2016, ia juga yang membentuk hakim agung Taliban. 

Pada tahun 1995, Taliban berhasil merebut provinsi Herat yang berbatasan dengan Iran dan satu tahun kemudian juga menguasai ibukota Afghanistan, Kabul dan menggulingkan Presiden Burhanuddin Rabbani. Popularitas Taliban muncul setelah mereka berhasil memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum dan membuat jalan dan daerah kekuasan mereka aman untuk perdagangan berkembang.

Namun Taliban juga berpegang pada hukum Syariah dan membuat beberapa peraturan seperti:

  1. Eksekusi publik terhadap pembunuh dan pezina yang dihukum
  2. Amputasi bagi mereka yang ketahuan mencuri
  3. Laki-laki harus menumbuhkan jenggot dan perempuan harus mengenakan burka yang menutupi seluruh tubuh
  4. Melarang televisi, musik, dan bioskop
  5. Melarang anak perempuan berusia 10 tahun pergi ke sekolah

Beberapa peraturan tersebut membuat Taliban dituduh telah melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia dan budaya. Kasus nyatanya adalah pada tahun 2001, Taliban melanjutkan penghancuran patung Buddha Bamiyan yang terkenal di Afghanistan Tengah meskipun mendapatkan kecaman internasional.

Penulis: Serafina Indah Chrisanti

Editor: Sebastian Simbolon

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini