
Gempa bumi berkekuatan 5,3 SR mengguncang kota Malang. Gempa tersebut terjadi Jumat, 22 Oktober 2021 pukul 09.21 WIB. Gempa tersebut berlokasi di 8.81 LS dan 112.49 BT. Sementara itu pusat gempa berada di laut 75 km selatan Kota Kepanjen dengan kedalaman 33 km.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Getaran gempa yang terjadi di kota Malang tersebut dirasakan di beberapa daerah. Kota Blitar mengalami guncangan III-IV MMI, sementara itu Kota Ponorogo, Malang, Pasuruan, Nganjuk, Mojokerto, Pacitan, Lumajang, Jember, dan Trenggalek mengalami guncangan II-III MMI.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia,” tulis BMKG dalam keterangan resminya.
Hasil analisis mekanisme sumber dari BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik. Hingga 22 Oktober 2021 pukul 09.34 WIB monitoring BMKG menunjukkan bahwa belum ada gempa susulan.
Meskipun begitu, BMKG meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat juga diminta memeriksa bangunan tempat tinggal apakah tahan gempa atau tidak. Juga memperhatikan apakah ada kerusakan akibat gempa atau tidak.
“Jika ada kerusakan terkait gempa bumi yang baru saja terjadi di Kota Malang, silahkan informasikan ke nomor hotline kami di 0811-3770-502, DM, atau komen di bawah ini,” tulis akun resmi BPBD Kota Malang di media sosial Twitter.
Kerusakan Akibat Gempa Malang
Sementara itu sekitar pukul 13.00 WIB, BPBD Kabupaten Blitar memberikan informasi adanya kerusakan akibat gempa Malang. Kerusakan menimpa empat bangunan yaitu Mushola An Nur di Kecamatan Binangun, Kantor Desa Serang di Kecamatan Panggungrejo, Balai Kesenian di Desa Sidorejo Kecamatan Doko, dan rumah warga di Dusun Krajan Kecamatan Wonotirto.
“Untuk tiga bangunan milik pemerintah mengalami rusak ringan. Sementara satu rumah warga milik Purnomo di RT/RW 2 Dusun Krajan mengalami keretakan di bagian tembok dan gentengnya roboh. Belum ada informasi korban luka, semoga saja tidak ada,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Achmad Cholik.
Sementara itu, belum didapatkan informasi mengenai kerusakan di wilayah lain maupun ada atau tidaknya korban jiwa.
Gempa Malang April 2021
Sebelumnya, Malang juga sempat diguncang gempa berkekuatan 6,1 SR pada 10 April 2021. Kedalaman gempa 60 km dan berpusat di wilayah perairan Selatan Malang atau disebut sebagai Gempa Selatan Malang. Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG menyebutkan, episentrum gempa tersebut berdekatan dengan pusat gempa bumi merusak Jawa Timur pada masa lalu.
Akibat gempa tersebut, 7 orang meninggal dunia, 2 luka berat, dan 10 lainnya luka ringan. Sementara terjadi kerusakan di beberapa bangunan seperti 344 rumah, 1 pondok pesantren, 11 sarana pendidikan, 6 sarana ibadah, 7 kantor pemerintahan, dan 1 rumah sakit. Guncangan gempa juga dirasakan di Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kota Malang, Kab.Blitar, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek, Kab. Kediri, dan Kab. Jember.
“Menurut riset, ada potensi bencana geologi di Malang Raya khususnya Kota Malang. Jika terjadi gempa, kekuatan intensitas skalanya bisa mencapai magnitudo 4-5. Potensi gempa terjadi akibat adanya perpanjangan sesar aktif Bojonegoro dan Sidoarjo,” ujar Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Mengetahui hal tersebut, BPBD Kota Malang mulai memasang seismometer sebagai langkah preventif sejak tahun 2019. Selain itu, BPBD Kota Malang juga mulai menyiapkan budaya masyarakat tanggap dan tangguh serta sadar bencana.
Penulis: Serafina Indah Chrisanti
Editor: Sebastian Simbolon