
Belakangan ini jagad media sosial sedang diramaikan dengan bocornya data-data penting milik pemerintah dan masyarakat. Kebocoran data ini disebut disebabkan oleh seorang hacker yang menamai akunnya “Bjorka”. Hacker Bjorka telah melakukan serangkaian aksi peretasan data-data pribadi yaitu sebagai berikut:
- Dokumen Milik Presiden Joko Widodo
Peretasan yang pertama dilakukan Hacker Bjorka adalah peretasan data yang diklaim milik Presiden Jokowi. Beberapa dokumen yang diretas adalah surat yang dikirim oleh BIN, permohonan sarana prasarana, hingga Gladi Bersih Pelaksanaan HUT RI ke-74.
Namun Kepala Sekretariat, Heru Budi Hartono mengatakan bahwa tidak ada satupun dokumen milik Presiden Jokowi yang berhasil diretas.
- Dokumen Pribadi Pejabat
Ada beberapa dokumen pribadi milik pejabat yang berhasil diretas oleh Bjorka seperti dokumen milik Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani. Bahkan Menteri Kominfo, Jhonny G. Plate juga berhasil diretas datanya bertepatan dengan ulang tahunnya pada 10 September 2022 yang lalu.
- Data Registrasi SIM Card
Hacker Bjorka juga membocorkan 1,3 juta data registrasi SIM Card milik masyarakat Indonesia dalam Forum Breached. Data pribadi yang dibocorkan berisi NIK, nomor telepon, operator seluler, dan tanggal penggunaan. Adapun operator seluler yang disebut kena hack adalah XL, Telkomsel, Indosat, Tri, dan Smartfren.
- Data KPU
Bjorka mengklaim berhasil meretas 105.033.428 data penduduk melalui situs KPU. Data pribadi yang diretas berisi NIK, KK, nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, dan usia. Peretasan dilakukan pada 6 September 2022. Untuk membuktikan bahwa data tersebut asli, Bjorka juga memberikan 2 juta sampel gratis.
Saat menulis artikel ini, kami telah mengecek akun Twitter Bjorka bernama @bjorkanism, namun akun tersebut sudah tidak ada.
Siapa Sebenarnya Hacker Bjorka dan Apa Alasannya Melakukan Peretasan?
Saat akun twitternya masih aktif, Hacker Bjorka mengungkapkan bahwa dirinya bukan Warga Negara Indonesia. Ia juga mengatakan karena hal itu, polisi atau pemerintah tidak perlu repot mencari siapa dirinya sebenarnya. Bjorka mengungkap bahwa aksi yang dilakukannya adalah aksi demi seorang sahabat dari Indonesia yang dia kenal.
“Saya memiliki teman di Warsawa dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Jangan coba lacak teman saya tersebut karena dia sudah tidak dianggap sebagai warga negara akibat kebijakan 1965, padahal dia adalah orang tua yang sangat pintar,” tulis Hacker Bjorka dalam akun Twitternya.
Selain itu, Bjorka mengatakan bahwa aksinya ini adalah ‘tamparan’ bagi pemerintah Indonesia. Menurutnya, kualitas perlindungan data pribadi di Indonesia sangat buruk dan ia menganggap seharusnya pimpinan dalam teknologi diberikan kepada seseorang yang mengerti, bukan kepada politisi dan angkatan bersenjata.
Penulis: Serafina Indah
Editor: Sebastian Simbolon