
Pasca libur lebaran, tidak dipungkiri siapapun terutama anak-anak dapat mengalami sakit. Salah satu penyakit yang sering dialami anak-anak adalah diare. Diare dapat disebabkan karena adanya virus, bakteri, kurang bersihnya diri dan makanan yang dimakan. Namun tampaknya diare menjadi sedikit mengkhawatirkan disaat sekarang ini berkembang adanya isu hepatitis akut yang menyerang anak.
Hal itu disebabkan karena diare menjadi salah satu gejala hepatitis akut. Lalu pasti banyak dari kita akan bertanya, apa beda diare yang menjadi gejala hepatitis akut dan diare biasa? Hal tersebut dijawab oleh DR. Dr. Muzal Kadim, Sp.A (K) selaku Ketua Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM pada diskusi daring Ikatan Dokter Anak Indonesia yang dilaksanakan 11 Mei 2022.
Adapun perbedaan diare karena hepatitis akut dan diare biasa menurut Dr. Muzal adalah sebagai berikut:
Diare Biasa | Diare Gejala Hepatitis Akut |
Didahului dengan demam tinggi | Demam yang lebih ringan |
Muntah 2-3 kali | Diare lebih jarang, namun anak akan merasakan mual yang lebih hebat |
Diare terjadi satu hari setelahnya | Lemas |
Diare cair sekali, berbusa, berbau asam, kembung, dan merah di anus | Umumnya merasa nyeri perut di bagian kanan atas karena adanya pembesaran hati |
“Namun untuk diare karena hepatitis, yang saat ini sedang berkembang itu belum pasti, bahkan disebut adenovirus juga belum pasti. Tapi ada dugaan memang itu mirip adenovirus. Karena agak sulit membedakannya, jika di lapangan kita temui diare dan sakit perut sementara ini baik untuk kita curigai terlebih dahulu. Orang tua hendaknya langsung memeriksakan anak ke dokter atau ahli agar dapat dipastikan,” ujar Dr. Muzal.
Cara Cegah Hepatitis Akut Dari Menteri Kesehatan
Isu hepatitis akut ini menjadi perhatian Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Dalam keterangan persnya, Menteri Budi menyebutkan penyakit ini menyerang anak dibawah umur 16 tahun dan lebih banyak lagi menyerang anak dibawah umur 5 tahun. Oleh sebab itu ada beberapa langkah pencegahan yang harus dilakukan.
“Masyarakat dapat mulai meningkatkan kebersihan diri. Rajin cuci tangan, karena virus ini menularnya lewat asupan makanan dari mulut. Kita pastikan makanan yang masuk ke anak-anak kita ini bersih,” ujar Menteri Budi.
Menteri Budi juga menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan telah berkomunikasi dengan Center for Disease Control and Prevention AS dan Pemerintah Inggris untuk memperoleh informasi mengenai penyakit ini. Selain itu, Indonesia juga bekerjasama dengan WHO untuk melakukan penelitian agar dapat mendeteksi secara cepat penyebab penyakit hepatitis akut ini.
Penulis: Serafina Indah Chrisanti
Editor: Sebastian Simbolon