
Mulai bulan Oktober yang lalu, beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Berdasarkan pengamatan dari BMKG, di Dasarian I (sepuluh hari pertama) bulan Oktober saja sudah ada 19,3% wilayah zona musim Indonesia yang memasuki musim penghujan. Hal ini sesuai dengan prediksi prakiraan awal musim hujan 2021/2022 yang telah disampaikan BMKG akan maju pada awal Oktober 2021. Hal ini tidak terlepas dari adanya anomali La Nina yang sedang terjadi.
La Nina adalah kejadian dimana anomali suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih dingin daripada kondisi normalnya. Hal ini diikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya berupa peningkatan angin pasat timuran lebih normal dari biasanya. Keadaan tersebut menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia secara umum.
“Kondisi ini berpotensi terus berkembang dan kita harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021/2022. Diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022,” ujar Biro Hukum dan Organisasi Bagian Humas BMKG dalam keterangan resminya.
BMKG juga telah memperkirakan beberapa daerah yang sudah memasuki musim hujan di bulan Oktober lalu. Daerah tersebut meliputi:
- Aceh bagian Timur
- Riau bagian Tenggara
- Jambi bagian Barat
- Sumatera Selatan bagian Tenggara
- Bangka Belitung
- Banten bagian Barat
- Jawa Barat bagian Tengah
- Jawa Tengah bagian Barat dan Tengah
- Sebagian DI Yogyakarta
- Sebagian kecil Jawa Timur
- Kalimantan Tengah bagian Timur
- Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan
Sampai dengan bulan November 2021, diperkirakan 8,7% wilayah Indonesia akan memasuki musim hujan. Kemudian pada akhir Desember 2021, 96,8% wilayah Indonesia juga telah memasuki musim hujan. Musim hujan di beberapa wilayah tersebut akan datang secara bertahap dan dalam waktu yang tidak bersamaan.
Dampak La Nina di Indonesia
Adanya La Nina biasanya berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan musiman atau bulanan. Begitu juga dampak La Nina yang akan terjadi di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Peningkatan curah hujan bulanan antara 20-70% diatas normalnya.
- Berpotensi memicu adanya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, atau badai tropis.
- Berkurangnya tangkapan ikan dikarenakan kurangnya kandungan klorofil-a yang merupakan makanan ikan di lautan.
- Ancaman banjir yang dapat merendam area persawahan atau lahan pertanian.
Sementara itu, di beberapa wilayah seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan masih ada dalam wilayah transisi atau peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Jadi akan ada fenomena cuaca ekstrim yang muncul seperti hujan lebat dan angin puting beliung. BMKG juga mengatakan bahwa puncak musim hujan di Indonesia akan terjadi pada Januari dan Februari 2022.
“Pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait pengelolaan sumber daya air dan pengurangan resiko bencana yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak La Nina, diharapkan dapat bersiap segera melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap potensi peningkatan bencana hidrometeorologi yang akan terjadi,” ujar BMKG.
Penulis: Serafina Indah Chrisanti
Editor: Sebastian Simbolon