
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali menerbitkan izin penggunaan darurat untuk obat Covid-19 baru bernama Paxlovid. Obat ini merupakan terapi antivirus inhibitor protease SARS-CoV-2 yang diproduksi oleh Pfizer. Untuk obat jenis ini yang disetujui oleh BPOM adalah obat berupa tablet selaput dalam bentuk kombipak.
“Paxlovid terdiri dari Nirmatrelvir 150 mg dan Ritronavir 100 mg dengan indikasi untuk mengobati Covid-19 pada orang dewasa dan tidak memerlukan oksigen tambahan. Dosis yang dianjurkan adalah 300 mg Nirmatrelvir (dua tablet 150 mg) dan 100 mg Ritronavir yang diminum bersamaan dua kali sehari dalam lima hari,” ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.
Dalam sisi pengobatan terhadap Covid-19, obat ini disebutkan memiliki efikasi sebesar 89% dalam menurunkan risiko hospitalisasi atau kematian pada pasien Covid-19 dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit dan memiliki penyakit penyerta. Komorbid yang berkaitan dengan peningkatan resiko kematian seperti lansia, diabetes, obesitas, perokok aktif, penyakit jantung.
Selain itu berdasarkan kajian bersama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Obat serta beberapa asosiasi terkait keamanannya, pemberian Paxlovid dapat ditoleransi. Beberapa orang pernah melaporkan terkait efek samping sedang hingga ringan yaitu gangguan indra perasa, diare, sakit kepala, dan muntah. Untuk itu, Badan POM dan Kementerian Kesehatan akan terus melakukan pemantauan terhadap keamanan penggunaan obat tersebut.
“Untuk seluruh masyarakat, harus tetap waspada dalam pembelian atau mengkonsumsi obat. Jadilah konsumen cerdas dan hindari konsumsi obat ilegal. Beli obat di sarana resmi seperti Apotek, Toko Obat, Puskesmas, atau Rumah Sakit terdekat dan pastikan obat memiliki izin edar. Untuk konsumsi obat keras, tentu harus berdasar resep dokter,” ujar Penny.
Hasil Uji Klinis Paxlovid dan Cara Kerjanya
Paxlovid melewati uji klinis sebelum diizinkan untuk digunakan bagi pasien Covid-19. Uji klinis dilakukan dengan memberikan obat secara oral selama 12 jam sekali selama 5 hari pada penderita Covid-19 gejala ringan yang setidaknya memiliki satu kondisi medis yang memperparah Covid-19. Hasil uji klinis menunjukkan bahwa obat ini dapat menurunkan resiko kematian terkait Covid-19.
Paxlovid juga disebutkan efektif digunakan untuk pasien Covid-19 yang berusia lanjut, pasien Covid-19 dengan imun tubuh lemah, penyakit saraf, dan penyakit kardiovaskular. Namun hingga saat ini efektivitas Paxlovid bagi orang yang sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap dan penyintas Covid-19 belum diteliti.
Obat ini bekerja dengan cara memblokir aktivitas SARS-CoV-2-3CL karena obat ini mengandung antivirus baru yaitu PF-07321332. Dengan pemblokiran ini, perkembangan virus Covid-19 dapat dicegah.
Penulis: Serafina Indah
Editor: Sebastian Simbolon