

Perpanjangan PPKM Darurat yang saat ini berganti nama menjadi PPKM Level menimbulkan adanya aksi protes dari masyarakat di berbagai daerah dalam rangka menolak PPKM. Selain aksi demo yang dilakukan di Bandung pada 21 Juli 2021 kemarin, belakangan ini beredar poster seruan aksi demo serupa di media sosial. Poster tersebut terlihat diunggah oleh salah satu akun media sosial instagram @triadfighter.
“Mengundang seluruh elemen masyarakat untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana beserta jajarannya,” tulis akun tersebut.
Poster tersebut memiliki hastag #reformasi korupsi dan #mosi tidak percaya dan ada tulisan berwarna merah yang berbunyi “Jokowi End Game”. Selain itu dalam poster tertulis ajakan kepada seluruh masyarakat untuk melakukan aksi longmarch dari Glodok menuju Istana Negara pada Sabtu, 24 Juli 2021. Dalam poster tersebut, terlihat ada juga beberapa logo perusahaan seperti Shopee Food, Gojek, Grab, Aliansi Mahasiswa, dan Persatuan Pedagang Kaki Lima.
Sayangnya belakangan diketahui bahwa poster ajakan seruan aksi nasional tersebut disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Beberapa logo perusahaan yang ada di dalam poster juga merupakan hasil catutan dan tidak berizin. Sehingga dianggap melakukan pencemaran identitas terutama Ojol Grab dan Ojol Gojek.
“Itu adalah pencatutan! Kami Asosiasi Pengemudi Ojol Garda merasa dirugikan atas penyebaran poster provokasi tersebut yang membawa nama driver ojol demi kepentingan politis oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda), Igun Wicaksono kepada beberapa media.
Igun menghimbau kepada perusahaan untuk melaporkan pencatutan identitas tersebut kepada kepolisian. Ia juga meminta kepada kepolisian untuk segera mengusut tuntas para provokator dan dalang dibalik pembuatan poster tersebut. Menurutnya, pencatutan identitas perusahaan di dalam poster tersebut dapat merugikan mitra drivernya.
“Rekan-rekan driver diminta untuk tetap beraktivitas dan mencari nafkah seperti biasanya. Jangan terprovokasi dengan sebaran-sebaran yang tidak jelas dan tidak bertanggung jawab. Apalagi saat PPKM ini, ojol adalah prioritas utama pada lintasan-lintasan penyekatan jadi tidak ada protes pada kebijakan PPKM,” ujar Igun.
Kasus Pencatutan Identitas BEM UI Dalam Undangan Aksi
Sebelum kasus pencatutan perusahaan Ojol Grab dan Ojol Gojek dalam aksi nasional, nama BEM UI juga sempat dicatut dalam undangan aksi besar-besaran yang ditulis dalam situs web berita daring Harian Terbit dengan judul “Mahasiswa Bergerak Lakukan Perlawanan, Suarakan Kebenaran” yang tersebar pada Kamis, 1 Juli 2021. Berita tersebut juga beredar dalam bentuk koran dan memajang foto Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra beserta mahasiswa UI lainnya di halaman depan.
Dalam berita tersebut dikatakan telah beredar undangan aksi besar-besaran yang akan digelar pada 5 Juli 2021 dan akan dilakukan oleh BEM UI, UGM, dan Malang Raya bergerak melawan Jokowi. Undangan tersebut disebutkan adalah buntut dari kasus “The King of Lip Service” dan beredar melalui whatsapp.
“Sehubungan dengan beredarnya berita tersebut yang mencatut nama BEM UI, maka kami menyatakan bahwa BEM UI 2021 tidak pernah berencana melakukan aksi besar-besaran pada tanggal 5 Juli 2021. Sehingga berita tersebut tidak benar,” tulis BEM UI dalam rilis pers klarifikasi terkait undangan aksi besar-besaran pada 5 Juli 2021 dalam akun media sosial instagram resminya pada 3 Juli 2021.
Selain itu BEM UI disebutkan juga sedang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melaksanakan vaksinasi bagi mahasiswa UI sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap percepatan penanganan Covid-19, bukan dengan mengadakan aksi besar-besaran.
Penulis: Serafina Indah Chrisanti
Editor: Sebastian Simbolon