Demo Driver Ojol di Semarang/instagram.com @infokejadiansemarang

Ratusan driver ojol yang tergabung dalam “Driver Online Bergerak Jawa Tengah” melakukan aksi demo di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah yang terletak di Jl. Pahlawan, Semarang pada Senin, 7 Maret 2022. Para driver dalam aksi tersebut berasal dari berbagai daerah seperti Kota Semarang, Kudus, Pati, Demak, Purwokerto, hingga Brebes.

Aksi tersebut dilakukan untuk meminta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan audiensi terkait nasib para driver ojol. Pasalnya para driver keberatan dengan penurunan tarif pengantaran makanan kendaraan roda dua yang sebelumnya Rp 7.200 untuk jarak pengantaran 0-4 km berubah menjadi Rp 6.400 untuk jarak pengantaran 0-4 km. Penurunan tarif ini diduga dilakukan secara sepihak oleh Aplikator.

“Pengemudi ojek online menuntut perubahan tarif dari Aplikator. Tarif ini menjadi polemik dari dulu sampai sekarang. Namun sekarang bukannya meningkat malah menurun tarifnya,” ujar Humas Asosiasi Driver Online (ADO), Astrid Jovanka kepada beberapa media.

Dalam aksi tersebut, para driver juga menyuarakan tiga tuntutan kepada Gubernur Jawa Tengah yaitu:

  1. Diminta untuk merumuskan peraturan daerah terkait dengan penyesuaian tarif karena menurut para driver ada angka yang tidak sesuai untuk tarif pada 4 Aplikator. Sehingga merugikan para driver
  2. Meminta Gubernur Jawa Tengah dan Pemerintah Daerah memperhatikan kesejahteraan, keamanan, dan kenyamanan driver saat bekerja
  3. Meminta Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah memasukkan para driver ke program BPJS Ketenagakerjaan

“Kami meminta ada payung hukum, karena ketika kami ada kesalahan kecil pasti ditindak tegas. Namun diluar itu, kami bekerja juga untuk Aplikator. Sayang kesejahteraan kami tidak pernah diperhatikan,” ujar salah satu peserta aksi, Awan Pramono.

Hasil Audiensi dan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Driver Ojol

Aksi demo yang dilakukan para driver berakhir pada proses audiensi. Audiensi diterima langsung oleh Sekda Provinsi Jawa Tengah dan beberapa jajarannya. Para driver juga sudah menyampaikan apa yang menjadi keinginannya.

“Seluruh jajaran yang datang pada audiensi tadi diperintahkan segera menindaklanjuti hasil pertemuan. Dalam minggu ini rencananya kami akan panggil pihak Aplikator untuk menyampaikan keinginan para driver yang sudah kami tampung,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro.

Henggar menambahkan dalam audiensi dengan Aplikator, juga akan hadir pihak BPJS Ketenagakerjaan untuk menanggapi jaminan asuransi para driver ojol. Menurutnya, driver ojol bisa mendaftarkan diri ke BPJS Ketenagakerjaan, namun memang harus tetap membayar premi setiap bulannya. Hal tersebut yang akan dikoordinasikan dengan Aplikator agar dapat dicarikan jalan keluarnya.

Salah satu kisah driver ojol yang dapat cover BPJS Ketenagakerjaan adalah Agung Dwi Cahyono. Agung adalah driver ojol asal Surabaya yang dirawat di RS Siloam Surabaya karena tabrak lari. Ia harus dirawat selama 96 hari dan menjalani dua kali operasi kepala dengan total biaya mencapai 1,2 miliar rupiah. Beruntungnya, Agung merupakan peserta BPJS Ketenagakerjaan sehingga semua biayanya dicover oleh BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami sudah menanggung sebanyak 1,2 miliar dari premi atau iuran pak Agung sebesar 722 ribu rupiah. Ini menunjukkan bahwa kita tidak akan pernah tahu kapan akan menerima resiko atau musibah. Jadi, saya mengajak seluruh pekerja untuk mendaftarkan dirinya di BPJS Ketenagakerjaan karena tentu manfaatnya sangat luar biasa,” ujar Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo.

Penulis: Serafina Indah Chrisanti

Editor: Sebastian Simbolon

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini