Global Indonesia Seseorang Dengan Jaket Ojol Ledakkan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

Seseorang Dengan Jaket Ojol Ledakkan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

Ilustrasi Ledakan Bom/unsplash.com

Sebuah bom bunuh diri meledak di Polrestabes Medan yang berlokasi di Jalan HM. Said, Medan pada Rabu, 11 November 2019 pukul 08.30 WIB. Pelaku berinisial RMN (24) yang menggunakan atribut berupa jaket ojek online (ojol) tewas di tempat. Awalnya RMN hendak mengurus SKCK di kepolisian dan ketika hendak diperiksa ia melawan. 

Terduga pelaku berjenis kelamin laki-laki. Saat hendak diperiksa barang bawaannya ia melawan lalu bergegas melarikan diri dan meledakkan diri tepat di depan kantin. Padahal saat itu kantin sedang ramai dan lokasinya hanya berjarak 10 meter dari ruang Kepala Bagian Operasional Polrestabes Medan, tahanan, dan pelayanan SKCK. Akibat ledakan tersebut empat polisi dan dua warga sipil mengalami luka-luka, selain itu empat kendaraan mengalami kerusakan.

Kejadian ini langsung diselidiki oleh kepolisian, apalagi modus terornya termasuk baru, yaitu menggunakan atribut ojol. Menurut keterangan dari kepala lingkungan tempat tinggal RMN di Gang Tentram, Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, RMN memang bekerja sebagai ojek online.

“Informasi dari Satgas Grab di Medan yang bertugas mengurus permasalahan pengemudi di lapangan, pelaku adalah pengemudi Grab. Namun, sudah putus mitra (PM) sejak November 2018 lalu. Saya bertanya kepada komunitas dan organisasi, tidak ada yang mengenalnya,” ujar Ketua Garda Regional Sumatera Utara, Joko Pitoyo.

Tanggapan Grab dan Gojek

Peristiwa teror dengan menggunakan atribut ojol adalah sebuah modus baru yang perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat. Pasalnya, ojol yang saat ini memiliki tugas mengantar makanan atau barang tidak akan dicurigai ketika masuk ke dalam sebuah kantor atau bangunan. Sebagai perusahaan ride-hailing yang ada di Indonesia, Grab dan Gojek sangat mengecam aksi teror tersebut.

“Sejak adanya informasi tersebut, kami langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memberikan dukungan penuh terhadap proses investigasi lebih lanjut,” ujar President Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.

Hal yang sama juga disampaikan Vice President of Corporate Communications Gojek saat itu, Kristy Nelwan, Kristy mengatakan bahwa pihaknya siap untuk memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan dalam proses investigasi. 

Rangkaian Aksi Teror di Indonesia 

Selain aksi teror di Polrestabes Medan yang dilakukan oleh seseorang dengan atribut ojol, masyarakat Indonesia juga dikejutkan dengan beberapa aksi teror yang pernah terjadi berikut ini.

  1. 2016, Bom di Pos Polisi Sarinah

Aksi bom di Jl. MH Thamrin ini terjadi pada 14 Januari 2016 pukul 10.30 WIB. Bom pertama meledak di Gerai Starbucks Cakrawala dan 20 menit setelahnya bom meledak lagi di pos polisi Sarinah. Selain bom, pelaku teror juga terlibat baku tembak dengan polisi dan meledakkan bom bunuh diri.

Diduga aksi tersebut diprakarsai oleh Aman Abdurrahman, seorang pentolan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang juga menjadi otak dalam beberapa aksi teror lainnya. Ia dihukum mati karena ia merupakan residivis dengan aliran ISIS.

  1. 2018, Bom di Gereja Surabaya

Teror bom di gereja di Surabaya ini terjadi pada 13 Mei 2018. Gereja yang menjadi sasaran adalah Gereja Katolik Santa Maria, Gereja GKI di Jl. Diponegoro yang diserang pada pukul 07.15 WIB, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya yang diserang pukul 07.53 WIB. 

Seluruh rangkaian aksi teror tersebut menewaskan 18 orang yang terdiri dari 12 masyarakat dan 6 pelaku. Keenam pelaku berinisial DO (48), PK (43), FR (9), FS (12), FA (16), dan YF (18) merupakan satu keluarga. Mereka merupakan orang-orang yang terkait dengan JAD dan pendukung ISIS di Indonesia.

  1. 2019, Bom di Pos Polisi Kartasura

Ledakan bom bunuh diri terjadi di Pos Polisi Kartasura pada 3 Juni 2019. Pelaku peledakan berinisial RA (22) berprofesi sebagai penjual gorengan, ia menggunakan bom di pinggang saat melakukan aksinya. Diduga ia terpapar paham radikalisme dan merupakan teroris lone wolf atau bertindak sendiri. 

Di rumahnya ditemukan bom yang berjenis low explosive dan diduga ia masih amatir karena tidak ditemukan jejak aksi sebelumnya. Ia menderita luka berat akibat aksinya sendiri. Beruntung tidak ada orang lain yang menjadi korban.

Penulis: Serafina Indah Chrisanti

Editor: Sebastian Simbolon

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini