
Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum menjadi perbincangan netizen karena ucapan kontroversialnya atas kasus bocah dipaksa setubuhi kucing di Tasikmalaya. Saat itu Wagub Jabar tersebut menyebutkan bahwa kasus semacam itu adalah hal yang biasa dan hanya sebuah candaan. Namun karena terjadi di media sosial, hal tersebut menjadi luar biasa.
Sayangnya pernyataan tersebut memancing emosi beberapa masyarakat. Hingga akhirnya Uu Ruzhanul meminta maaf secara resmi melalui klarifikasi di beberapa media. Ia mengatakan bahwa ia menyadari apa yang dikatakannya secara resmi. Uu juga bercerita bahwa candaan seperti itu nyata adanya sejak ia kecil. Namun satu sisi ia tidak membenarkan adanya perundungan atau bullying.
“Kasus ini membuat saya teringat akan kejadian yang saya alami saat kecil, namun maksud saya adalah hal semacam mengolok-olok itu tidak diperbolehkan. Disebut biasa karena saya pernah mengalaminya, tapi tetap saja hal tersebut dilarang oleh agama,” ujar Uu saat memberikan klasifikasinya.
Selain itu, Wagub Jabar tersebut mengaku sudah bertemu keluarga korban dan pelaku di Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya pada 23 Juli 2022. Kunjungan tersebut bertujuan untuk bertemu langsung dengan kedua pihak. Ia mengatakan bahwa kedua pihak sudah dalam kondisi yang lebih baik. Wagub Jabar mengatakan bahwa ibu korban sudah banyak tertawa namun ayahnya masih banyak menunduk.
Dalam pertemuan tersebut, Uu menyampaikan bahwa keluarga korban tidak ingin membawa kasus tersebut ke meja hijau karena masih bertetangga. Uu juga menganggap bahwa terduga pelaku saat ini sudah cukup mendapat tekanan sosial dari masyarakat. Namun kasus ini masih akan terus diselidiki oleh KPAID Kabupaten Tasikmalaya.
Kasus Anak Dipaksa Setubuhi Kucing di Tasikmalaya, Jabar
Masyarakat dibuat miris dengan adanya kasus bullying yang menimpa seorang anak berusia 11 tahun di Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar). Bocah SD tersebut dipaksa oleh teman-teman sebayanya untuk menyetubuhi kucing dan direkam. Sayangnya, rekaman tersebut kemudian disebarluaskan dan viral.
Ibu korban (TI) mengatakan pada beberapa media, pasca kejadian perundungan tersebut anaknya sempat mengalami sakit keras. Anaknya mengeluh mengalami sakit di tenggorokan sehingga ia tidak mau makan dan minum. TI juga mengatakan bahwa anaknya jadi lebih sering diam dan melamun. Sampai akhirnya ia dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia.
“Saya sempat tanya kepada anak saya, kenapa dia mau melakukan hal tersebut. Dia bilang dia terpaksa karena sering dipukuli oleh teman-temannya. Saya punya anak empat jadi susah mengawasi dia, karena dia mainnya jauh,” ujar TI.
Berdasarkan keterangan dari KPAID Kabupaten Tasikmalaya, saat ini terduga pelaku berjumlah empat orang. KPAID berjanji akan terus mengawal kasus perundugan yang terjadi di Jabar tersebut, terutama juga melindungi pelaku. Hal tersebut karena KPAID tidak ingin terduga pelaku juga menjadi korban perundungan.
Penulis: Serafina Indah
Editor: Sebastian Simbolon