
Setelah angka kasus Covid-19 melandai, kini masyarakat kembali dibuat khawatir dengan munculnya kasus hepatitis akut. Kasus ini diduga membuat tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta meninggal dunia dalam rentang dua minggu hingga 30 April 2022. Hepatitis akut dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa oleh WHO setelah menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia.
Kejadian ini belum diketahui penyebabnya, namun pada pasien yang sudah mengalami ditemukan beberapa gejala seperti:
- Mual dan muntah
- Diare berat
- Demam dan kejang
- Penyakit kuning dan urin yang berwarna keruh
- Penurunan kesadaran
- Rasa tidak nyaman pada perut (nyeri pada hati)
- Feses berwarna pucat
“Kami telah meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor. Sehingga dapat segera dilakukan tindakan jika ditemukan kasus sindrom jaundis (penyakit kuning) akut atau ciri-ciri seperti gejala hepatitis,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi.
Diketahui dari kasus yang sudah terjadi, hepatitis akut ini menyerang anak usia 1-16 tahun. Tujuh belas anak diantaranya atau 10% memerlukan transplantasi hati atau satu kasus dilaporkan meninggal. Pemeriksaan atas kasus ini juga telah dilakukan di laboratorium di luar negeri, namun hepatitis tipe A, B, C, D, E tidak ditemukan sebagai penyebab penyakit.
Cara Mencegah Hepatitis Akut Pada Anak
Meskipun belum diketahui penyebabnya, Prof Dr dr. Hanifah Oswari, Sp. A yang merupakan dokter spesialis anak konsultan gastro hepatologi RSCM menyebutkan bahwa dugaan awal hepatitis akut disebabkan karena Adenovirus, SARS-Cov-2, dan virus ABV. dr. Hanifah menyebutkan bahwa virus tersebut menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini menyerang anak-anak yaitu:
- Mencuci tangan dengan sabun
- Memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi sudah matang
- Tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain
- Menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas
- Menghindari kontak anak-anak dari orang lain yang sedang sakit
- Pemahaman orang tua mengenai gejala hepatitis akut
“Jika sudah terlihat gejalanya segera bawa anak ke fasyankes terdekat untuk mendapat penanganan. Jangan menunggu gejalanya berat, karena kita bisa kehilangan momentum untuk menolong. Apalagi jika sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan menyelamatkan sangat kecil,” ujar dr. Hanifah.
Selain itu, ada beberapa surat edaran dari pihak terkait mengenai kewaspadaan atas kasus ini yang dapat Anda baca melalui link berikut ini:
Penulis: Serafina Indah Chrisanti
Editor: Sebastian Simbolon